Rabu, 11 Juni 2008

Demam 'FPI' Mengglobal

Jika berita pekan ini lebih didominasi oleh sepak terajang Front Pembela Islam (FPI), saya menduga pekan depan sudah beralih ke Piala Eropa. Itulah sebabnya saya plesetkan FPI menjadi football pasti indah. Ya, kita semua para penggemar bola akan dimanjakan oleh aksi-aksi pemain Eropa mulai dari Christiano Ronaldo hingga Michael Ballack. Demam FPI akan mengglobal.

Banyak analisis yang muncul ketika 16 tim akan berlaga melalui empat grup menuju final, itu tergantung dari kepentingan yang mencermati. Maklum, menganalisis sepakbola sangat subjektif karena fanatik kepada pemain tertentu atau negara anu, maka subjektivitas tak bisa dihindari. Berbeda dengan menganalisis politik, apalagi ekonomi.

Mencermati sepakbola lebih asyik, dan berbeda pendapat dalam menebak, menganalisis ditanggapi lebih seru. Saya kira sepakbola lebih demokratis. Besok Euro 2008 dimulai dan peta babak grup mulai diutak-atik.

Di Grup A ada Portugal, Republik Cek, Turki dan Swiss. Semua punya keunggulan, tapi saya menduga Portugal akan tampil sebagai juara grup. Di sini ada Christiano Ronaldo (gelandang) sebagai pemain kunci. Sang Pelatih, Luiz Felipe Scolari memiliki senjata rahasia yaitu pemain gelandang Miguel Veloso. Kekuatan tim ini adalah kaya akan gelandang yang kreatif terutama di sektor sayap. Sebut saja, Deco, Maniche dan Nani serta Ricardo yang bisa langsung menusuk pertahanan lawan atau akan memberi umpan tajam kepada Nuno Gomes sebagai striker. Tapi jujur saja, ia tak punya penyerang nomor wahid, maklum Nuno Gomes sudah gaek sebagai ujung tombak.

Bukan berarti mengecilkan tim lain seperti Republik Cek, Turki dan Swiss. Sang pelatih Republik Cek Karel Brueckner sangat yakin atas kepiawaian Peter Check, sang kiper. Dia juga punya senjata rahasia Martin Fenin sebagai penyerang meskipun duet lini depannya relatif lemah. Maklum, Jan Koller sudah terlalu tua, sementara Millan Baros sering plin plan. Tapi para penggemar Cek tak perlu khawatir karena tim ini memiliki pertahanan yang tangguh.

Bagi penggemar Turki, tim ini juga kaya gelandang serang. Jadi boleh saja optimistis. Sang pelatih, Fatih Terim, memiliki pemain kunci yaitu Nihat Kahveci sebagai second stricker dan punya senjata rahasia yaitu Colin Kazim. Sayang, tim ini sering berganti formasi karena banyak pemain yang cedera. Ini juga menjadi batu sandungan.

Bagaimana dengan Swiss? Jacob Kuhn, sang pelatih, tentu akan mengoptimalkan lini depan karena di sinilah kelemahannya. Untuk pertahanan, Swiss tak diragukan sehingga pemain kuncinya Phillipe Senderos (stopper) yang sudah teruji menjadi andalan. Itulah sebabnya kekuatan bertahan Swiss tak diragukan. Jangan lupa Swiss punya penyerang Colin Kazim Kazim yang tajam.

Di Grup B, Jerman seperti diduga banyak pihak akan melangkah mulus sebagai juara grup. Memang di sini banyak pemain andal seperti Miroslav Klose, Lukas Podolski, dan pemain kunci Michael Ballack tapi bukan berarti tim Panser tak punya kelemahan. Sang palang pintu kiper Jens Lehmann (Arsenal), sering kali membuat blunder.

Posisi runner up di grup ini ditentukan oleh kekuatan pemain muda Kroasia ketika menghadapi Austria dan Polandia. Bagi pelatih Kroasia Slaven Bilic, dia sangat yakin karena merasa memiliki energi lebih karena timnya didominasi oleh pemain muda. Apalagi pemain kunci Luka Modric (second striker) tampil penuh percaya diri dan dia juga memiliki penyerang tajam Ivica Olic yang harus diwaspadai lawan. Sayang, kelemahan tim ini adalah mentalitas para pemainnya yang belum teruji. Maklum, masih muda, belum matang.

Bagi Polandia, pelatih Leo Beenhakken boleh optimistis menjadi runner up mengingat kohesitasnya sebagai tim sangat bagus. Lihat kekuatan Euzebiusz Simolarek ketika menyerang dan Jakub blazczykowski sebagai pemain kunci. Tapi kekuatan Simolarek justru menjadi pemain lain terlena, di sinilah kelemahannya.

Austria juga punya peluang di nomor dua grup ini. Asal saja pelatih Josef Hickersberger mampu mengoptimalkan peran Andreas Invanshitz sebagai pemain andalan dan tusukan tajam penyerang Martin Harnik bisa lebih optimal. Kelemahan tim ini adalah kekurangan mental kompetitif karena tak mengikuti kualifikasi meskipun harus diakui punya semangat lebih sebagai tuan rumah. Di dunia sepakbola dikenal bahwa supporter sebagai pemain kedua belas.

Mungkin yang paling seru adalah pertarungan di grup C yang disebut sebagai grup neraka. Maklum tiga tim unggulan ada di sini yaitu Prancis, Italia dan Belanda. Bayangkan, pasti satu di antara mereka tak lolos ke putaran berikutnya. Prancis meskipun didominasi pemain tua, tetapi matang.

Pelatih Raymond Domenech, arsitek yang jago meramu dan kaya pengalaman akan all out membawa Patrick Viera dan kawan-kawan menjadi juara. Kekuatan tim ini adalah penyerang yang kuat seperti Nicolas Anelka, Thierry Henry dan David Trezeguet, meskipun di belakang lemah karena termakan usia.

Italia juga diunggulkan jadi juara grup. Juara dunia ini dilatih oleh Roberto Donadoni dengan pemain kunci Andrea Pirlo dan penyerang tajam seperti Antonio Di Natale. Sebagai juara dunia tentu kekompakan dan soliditasnya teruji tapi pelatihnya belum matang dan miskin pengalaman.

Bagi Belanda, pelatih Marco van Basten berhadap kembali ke masa jayanya. Dia mengandalkan Ruud van Nistelrooy yang sangat produktif dan paling jago mencari posisi untuk menceploskan si kulit bundar ke gawang lawan. Selain itu Belanda memiliki Wesley Snejder (gelandang) yang tajam. Inilah sebabnya Belanda kreatif dalam menyerang. Tapi di lini belakang kurang padu dan sering tidak konsisten.

Yang paling tidak diunggulkan di grup ini adalah Rumania karena selain belum memiliki track record yang bagus, materi pemainnya juga belum teruji secara mental. Tapi jangan memandang Rumania sebelah mata, sebab dia memiliki duet penyrang dengan variasi lengkap. Pelatih Victor Piturca masih punya Christian Chivu sebagai pemain kunci dan andalannya Ciprian Marica di lini depan.

Spanyol diunggulkan di grup D meskipun di sini ada juara bertahan Yunani. Luis Aragones tentu mengandalkan David Vila sebagai ujung tombak bersama Fernando Tores. Banyak pengamat berpendapat Spanyol diunggulkan karena memiliki pemain dengan kualitas merata di setiap lini meskipun kekompakannya diragukan.

Yunani diunggulkan sebagai runner up karena kurang kreatif dalam memulai serangan meskipun kuat dalam bertahan dan cepat melakukan serangan balik. Bahkan dilabeli tim underdog, mengingat cenderung turun-naiknya prestasi Theodoros Zagorakis dkk. Pemain kunci di sini adalah Angelos Charisteas sebagai penyerang dan menyimpan kekuatan Stelios Giannakopoulos di gelandang. Pelatih Otto Rehhagel harus kerja keras memicu semangat pemain depannya.

Tim yang tidak diunggulkan, Swedia karena dinilai kurang kreatif dalam menyerang mekipun sebagai sebuah tim cukup solid, mengandalkan Zlatan Ibrahimovic sebagai penyerang. Pelatih Lars Legerback memiliki senjata rahasia Henrik Larsson sehingga bisa saja membuat kejutan di Euro 2008 ini.

Bagi Guus Hidddink yang kaya pengalaman harus kerja ekstra keras karena pada partai awal tidak diperkuat oleh kapten tim Andrei Arshavin sehingga pemain kunci Dmitri Sychev dan Roman Pavlyuchenko harus lebih produktif agar lolos ke babak berikutnya. Secara umum, berbagai kelemahan yang masih menghinggapi Rusia mungkin bisa diredam Hiddink, pelatih bertangan dingin asal Belanda.


Banyak pelaku bisnis yang khusus mencermati Piala Eropa 2008 ini di tengah kesibukan mereka yang padat. Erick Thohir, bos Mahaka Group, menjagokan Portugal dan Belanda. Sementara Christovita Wiloto, CEO Wiloto Corporation, belum menentukan jagonya. Bagaimana prediksi Anda? (lahyanto.nadie@bisnis.co.id)

Tidak ada komentar: