JAKARTA: Politisi tua dan muda bisa melakukan kompromi politik untuk kemaslahatan bangsa Indonesia dengan melakukan kombinasi pimpinan tua-muda dalam Pilpres 2009 sehingga tidak muncul pertentangan antargenerasi yang tidak produktif seperti saat ini.
"Perdebatan pimpinan usia tua di atas 50 tahun dan di bawah 50 tahun sebenarnya tak perlu sehingga menimbulkan friksi antara politisi tua dan muda, ini kan tidak produktif. Apalagi Wapres Jusuf Kalla juga terjebat dalam perdebatan ini, padahal dia mestinya konsentrasi bekerja untuk rakyat," kata dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Rissalwan Habdy Lubis kemarin.
Menurut Rissalwan, yang juga pendiri Lembaga Kemitraan Pembangunan Sosial (LKPS), solusi terbaik adalah melakukan kompromi politik antargenerasi sehingga berpikir dan berkarya lebih produktif.
"Banyak persoalan bangsa ini yang harus diselesaikan oleh pemerintah. Jadi pemerintah tak perlu terjebak oleh isyu sesaat menjelang Pemilu tahun depan," ujarnya.
Yang lebih penting, katanya, mengesampingkan kecurigaan antarkelompok usia dan kepentingan politik. "Jadi harus dilandasi dengan niat baik untuk kemaslahatan bangsa ini."
Hal senada dikemukakan oleh anggota DPD asal Sulawesi Tengah, Muhammad Ichsan Loulembah. Agar regenerasi kepemimpinan politik formal berlangsung mulus dan tertata, katanya, kaum muda terbaik dijadikan calon wakil presiden dari calon-calon presiden yang lebih senior.
Ketika ditanyakan apakah sudah saatnya menyebutkan nama-nama calon yang dinominasikan, Ichwan mengatakan bahwa "soal nama pasti bisa banyak. Jangan kita ringkas. Biarkan kuntum bunga bermekaran," ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Umum DPP Partai Golkar, M. Jusuf Kalla, mendorong agar kaum muda maju sebagai pimpinan nasional. Namun dia menyebutkan kaum muda harus terlebih dahulu menunjukkan karyanya untuk dapat dipercaya masyarakat.
Dia menilai kemampuan memimpin tidak bisa dibeda-bedakan dari usia, tetapi semata-mata kemampuan pribadi seseorang, tak peduli tua atau muda.
"Sekarang banyak? perdebatan tentang peran generasi muda bagi bangsa ini.? Tetapi dalam politik, umur tak dibedakan. Inspirasi dan inovasi yang tentukan siapa yang layak memimpin," kata Kalla yang juga Wapres.
Menurut dia, semua pemimpin besar berkarier dari bawah, tidak ada lompatan karier. "Bedanya, politik tidak memiliki batasan waktu, sehingga pribadi yang kuat akan maju lebih cepat." (ln)
Jumat, 25 Juli 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar