JAKARTA: Harga minyak mentah merosot di New York setelah dolar melanjutkan rally terbesarnya dalam sembilan tahun terakhir terhadap yen menyusul pemangkasan sukubunga oleh US Federal Reserve guna menopang perekonomian, tulis Bloomberg.
Dolar menguat menyusul penguatan harga saham-saham tertopang laba bersih Goldman Sachs Group Inc. dan Lehman Brothers Holdings Inc. yang lebih besar dari prediksi. Fed menurunkan sukubunga patokannya sebesar 0,75 poin persen menjadi 2,25%, atau lebih rendah daripada yang diprediksi banyak trader, sehingga menjadikan dolar lebih atraktif.
Penurunan mata uang AS, yang sempat anjlok ke rekor terendah terhadap yen dan euro dalam beberapa hari terakhir, telah memicu kalangan manajer investasi untuk menanam modal di komoditas.
Minyak mentah untuk pengiriman April turun hingga 89 sen, atau 0,8%, menjadi $108,53 per barel pada perdagangan after hours di New York Mercantile Exchange. Kontrak tersebut tercatat di level $108,57 pada pukul 8:09 waktu Tokyo.
Kontrak minyak April jatuh tempo pada akhir perdagangan hari ini di Nymex.
Kontrak berjangka naik $3,74 atau 3,5% dan ditutup di level $109,42 per barel di Nymex, kemarin. Harga minyak menyentuh $111,80 per barel pada 17 Maret, atau level tertinggi sejak mulai diperdagangkan pada 1983. Kontrak berjangka naik 92% dari satu tahun yang lalu. Minyak diperdagangkan di kisaran $108,01 sebelum Fed melakukan pemangkasan sukubunga.
Dolar diperdagangkan di level 100,34 yen pada pukul 07:42 di Tokyo, dengan kenaikan di atas 100 yen untuk pertama kalinya dalam 3 hari pedagangan. Mata uang tersebut melonjak sebesar 2,6%, kemarin, yang merupakan penguatan terbesar sejak Januari 1999.
Minyak mentah Brent untuk pengiriman Mei naik $3,81 atau 3,7%, menjadi $105,56 per barel di bursa ICE Futures Europe London, kemarin.
Sementara itu, inventaris minyak mentah AS pada pekan yang berakhir 14 Maret diperkirakan naik 2,3 juta barel, demikian menurut median 8 estimasi dalam survei Bloomberg News. Itu akan menjadi kenaikan kesembilan dalam 10 pekan terakhir.
Inventaris bensin diperkirakan merosot 400.000 barel dari 236 juta barel di pekan sebelumnya, demikian menurut median estimasi tersebut.
Laporan stok bahan bakar minyak mingguan dari Departemen Energi dijadwalkan akan dirilis hari ini pada pukul 10:30 di Washington. (ln)
Selasa, 18 Maret 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar